A.
Pengertian AsynchronusTransfer Mode (ATM)
Asynchronous
Transfer Mode (disingkat ATM) adalah protokol jaringan yang berbasis sel, yaitu
paket-paket kecil yang berukuran tetap (48 byte data + 5 byte header). Protokol
lain yang berbasis paket, seperti IP dan Ethernet, menggunakan satuan data
paket yang berukuran tidak tetap. Kata asynchronous pada ATM berarti transfer
data dilakukan secara asinkron, yaitu masing2 pengirim dan penerima tidak harus
memiliki pewaktu (clock) yang tersinkronisasi. Metode lainnya adalah transfer
secara sinkron, yang disebut sebagai STM (Synchronous Transfer Mode).
Teknologi
yang dipilih untuk kmembawa layanan B-ISDN dan Teknologi Asyncronous Transfer
Mode (ATM) saat ini memasuki operasional pelayanan secara penuh dan merupakan
satu teknologi yang menjadi dasar pembuatan jaringan-jaringan yang baru. ATM
menyediakan teknologinya untuk membangun jaringan yang cocok bagi kebutuhan
konsumen mereka, kombinasi kemampuan, pengaturan dan kapasitas untuk membawa
jalur lain seperti Frame Ralay atau X.25 dan segala protokol seperti Internet
Protocol (IP). Ini merupakan berita baik untuk perusahaan besar dengan hubungan
fiber yang langsung tetapi kantor cabang atau kantor kecil yang tergantung pada
jasa kantor telepon yang selama ini kurang beruntung.
Sekarang
dengan perpaduan ATM dengan asymmetric digital subscriber loop (ADSL ) menjadi
standart yang diakui, perusahaan kecil mempunyai prospek terhadap akses
langsung ATM dan merupakan salah satu teknologi yang memberikan pelayanan yang
sangat cepat melalui jalur kabel standart. Teknologi ini dapat menghubungkan
banyak pelanggan yang berada di berbagai tempat.
B. Konsep
Dasar AsynchronusTransfer Mode (ATM)
ATM adalah
suatu mode transfer yang berorientasi pada bentuk paket y ang spesifik, dengan
panjang tetap, berdasarkan system Asynchronous Time Division
Multiplexing(ATDM), menggunakan format dengan ukuran tertentu yang disebut sel.
Informasi
yang terdapat didalam sel ditransmisikan dalam jaringan setelah Sebelumnya
ditambahkan header diawal sel yang berfungsi sebagai routing dan control sel.
ATM bersifat
service independence semua service (suara, data serta gambar/citra) dapat
ditransmisikan melalui ATM dengan cara penetapan beberapa tipe ATM Adaptation
Layer (AAL) . AAL berfungsi mengubah format informasi yang asli kedalam format
ATM sehingga dapat ditransmisikan. ATM dapat diimplementasikan di jaringan yang
ada sekarang dengan tiga cara, diurut dari yang paling mudah ke yang paling
sukar adalah Native ATM APIs, Classical IP dan Address Resolution Protocol dan
LANE Native ATM APIs.
Classical IP
dibatasi untuk jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. Sedangkan LANE dapat
menggunakan protokol apa saja. LANE beroperasi di lapisan kedua dari OSI, yaitu
lapisan link data. LANE mengizinkan aplikasi dan protokol yang ada saat ini
beroperasi tanpa perubahan saat diterapkan ATM. Ini berarti perusahaan tidak
perlu membuang/mengganti aplikasi dan infrastruktur jaringan yang telah ada.
Sedangkan kebanyakan jaringan memiliki beberapa protokol saat
mengimplementasikan ATM. Akibatnya banyak perusahaan di Amerika Serikat yang
menggunakan ATM.
Pada ATM
seluruh informasi yang akan ditransfer akan dibagi menjadi slot-slot dengan
ukuran tetap yang disebut cell. Ukuran cell pada ATM adalah 53 octet (1 octet
=8 bits) yang terdiri dari :
Ø 48 octet
untuk filed informasi, dan
Ø 5 octet
untuk heaDER.
Ø ATM
memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
Pada basis
link demi link tidak menggunakan proteksi error dan flow control.
Pada ATM
proteksi error dapat diabaikan karena didasarkan saat ini link demi link dalam
network memiliki kualitas yang sangat tinggi, sehingga memiliki BER yang sangat
kecil. Dan error control cukup dilakukan end to end saja.Flow control juga
tidak dilakukan dalam ATM network karena dengan pengaturan alokasi resource dan
dimensioning queue yang tepat maka kejadian queue overflow yang menyebabkan
paket loss dapat ditekan. Sehingga probabilitas packet loss antara 10-8 sampai
dengan 10-12 dapat dicapai.
Ø ATM
beroperasi pada connection oriented mode
Sebelum
informasi ditransfer dari terminal ke network, sebuah fase setup logical /
virtual connection harus dilakukan untuk menyediakan resource diperlukan. Jika
resource tersedia tidak mencukupi maka connection dari terminal akan
dibatalkan. Jika fase transfer informasi telah selesai, maka resource yang
telah digunakan akan dibebabskan kembali. Dengan menggunakan
connection-oriented ini akan memungkinkan network untuk menjamin packet loss
yang seminim mungkin.
Ø
Pengurangan fungsi header
Untuk
menjamin pemrosesan yang cepat dalam network, maka ATM header hanya memiliki
fungsi yang sangat terbatas. Fungsi utama dari header adalah untuk identifikasi
virtual connection (virtual connection identifier =VCI) yang dipilih pada saat
dilakukan call setup dan menjamin routing yang tepat untuk setiap paket didalam
network serta memungkinkan multiplexing dari virtual connection – virtual
connection berbeda melalui satu link tunggal.
Ø Selain
fungsi VCI, sejumlah fungsi lain yang sangat terbatas juga dilakukan oleh
header, terutama terkait dengan fungsi pemeliharaan. Karena fungsi header
diabatasi, maka implementasi header processing dalam ATM node sangat mudah /
sederhana dan dapat dilakukan pada kecepatan yang sangat tinggi (150 Mbps
sampai 2.5 Gbps) dan hal ini akan menyebabkan processing delay dan queuing
delay yang rendah.
Ø Panjang
filed informasi dalam satu cell relatif kecil
Ø Hal ini
dilakukan untuk mengurangi ukuran buffer internal dalam switching node, dan
untuk membatasi queuing delay yang terjadi pada buffer tersebut. Buffer yang
kecil akan menjamin delay dan delay jitter rendah, hal ini diperlukan untuk
keperluan service-service real time.
C. Keuntungan
AsynchronusTransfer Mode (ATM)
Ø ATM mampu
menangani semua jenis trafik komunikasi (voice, data, image, video,
suara dengan kecepatan tinggi, multimedia dans ebagainya) dalam satu saluran
dan dengan kecepatan tinggi)
Ø ATM dapat
digunakan dalam Local Area Network dan Wide Area Network (WAN)
Ø Dalam
pembangunan LAN, penggunaan ATM dapat menghemat biaya karena Pemakai yang akan
menghubungkan dirinya dengan system ATM LAN dapat menggunakan adapter untuk
menyediakan kecepatan transmisi sesuai dengan bandwidth yang mereka butuhkan.
Sel-selATM
terdiri dari:
5 byte
HEADER dan 48 byte INFORMASI
UNI cell ATM terdiri dari: GFC, VPI, VCI, PT, CLP, HEC dan informasi
NNI cell ATM terdiri dari: VPI, VCI, PT, CLP, HEC dan informasi
UNI cell ATM terdiri dari: GFC, VPI, VCI, PT, CLP, HEC dan informasi
NNI cell ATM terdiri dari: VPI, VCI, PT, CLP, HEC dan informasi
- GFC = Generic Flow Control (4
bits) (default: 4-bit nol) digunakan untuk mengontrol aliran sel dari
user-jaringan
- VPI = Virtual Path Identifier
(8 bit Uni) atau (12 bits NNI) merupakan bidang routing untuk jaringan
- VCI = Virtual channel
identifier (16 bits) digunakan untuk routing ke dan dari pemakai ujung
- PT = Tipe payload (3 bits)
menunjukkan jenis-jenis informasi
- CLP = Cell Loss Priority
(1-bit) menyediakan bimbingan kepada jaringan saat terjadi kemacetan
- Hec = Header Error Control
(8-bit CRC, jumlahnya banyak = X 8 + X 2 + X + 1)
digunakan untuk mendeteksi kesalahan. Dan membetulkan kode sehingga memberikan perlindungan terhadapkesalahan dalam jaringan.
Peralatan
AsynchronusTransfer Mode (ATM)
Jaringan ATM
terdiridari : switch ATM dan titik ujung ATM Switch ATM bertanggung jawab untuk
transit sel melalui jaringan ATM. Tugas switch ATM : menerima sel dari titik
ujung ATM atau switch ATM yang lain, membaca, meng-update informasi header dari
sel dan men-switch ke arah tujuan.
Tugas titik
ujung ATM : sebagai adapter bagi jaringanATM. Contoh: workstation, router, LAN
switch, video CODEC, Digital Service Unit (DSU).
Atm Layer
ATM layer
merupakan layer diatas physical layer yang memiliki karakteristik yang
independent terhadap media fisik yang digunakan. ATM layer melakukan fungsi-fungsi
utama sebagai berikut:
Ø Cell
multiplexing/demultiplexing, pada arah kirim cell-cell dari VP (Virtual Path)
dan VC (Virtual Channel) individual akan dimultiplexing menghasilkan suatu cell
stream. Pada sisi terima fungsi cell demultiplexing akan memisahkan cell stream
yang diterima menjadi cell flow individual ke VP dan VC terkait.
Ø Translasi
VPI dan VCI. Translasi VPI (VP Identifier) dan VCI dilakukan di ATM switching
node. Didalam VP node nilai dari VPI field dari setiap incoming cell akan
ditranslasikan ke nilai VPI yang baru untuk outgoing cell. Pada VC switch baik
nilai VPI maupun VCI akan ditranslasikan ke nilai VPI dan VCI yang baru.
Ø
Pembangkitan / pemisahan cell header, fungsi ini diterapkan pada titik-titik
terminasi dari ATM layer. Pada arah kirim, pada field informasi yang telah
diterima dari AAL ditambahkan ATM cell header (kecuali field HEC) dan nilai VPI
serta VCI dari cell header dapat diperoleh dengan melakukan translasi dari SAP
(Service Access Point) identifier. Pada arah terima, fungsi pemisahan cell
header akan memisahkan cell header , dan hanya filed informasi saja yang
diteruskan ke AAL.
Ø Generic
Flow Control (GFC). Fungsi GFC hanya digunakan pada BISDN UNI (User Network
Interface) saja. GFC digunakan untuk mendukung kontrol dari ATM traffic flow
dalam satu customer network dan dapat digunakan untuk mengurangi
kondisi-kondisi overload pada UNI. Informasi GFC ditumpangkan dalam assigned
cell dan unassigned cell.
Synchronous Communication
Synchronous transmission ini dikenal juga dengan
istilah synchronous transfer mode (STM). Proses pengirim dan penerima diatur
sedemikian rupa agar memiliki pengaturan yang sama, sehingga dapat dikirimkan
dan diterima dengan baik antar alat tersebut. Umumnya pengaturan ini didasarkan
terhadap pewaktuan dalam mengirimkan sinyal. Pewaktuan ini diatur oleh suatu
denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock atau timer.
Pada metode ini, clock antar pengirim dan
penerima harus benar-benar sama dan akurat. Clock yang ada pada penerima akan
memberitahu kepada clock yang ada pada penerima kapan proses serah terima
dilakukan. Dengan adanya keakuratan clock ini, clock yang ada pada pengirim dan
clock yang ada pada pada penerima akan melakukan proses secara bersamaan.
Asal kata dari Synchronous sendiri adalah istilah
yang digunakan pada bidang komunikasi atau sistem operasi untuk suatu kejadian
yang terjadi pada waktu bersamaan dengan rate yang sama, dan kejadian ini
terjadi berkelanjutan dan dapat diprediksi.
Synchronous
proses
pengirim dan penerima diatur sedemikian rupa sehingga memiliki pengaturan yang
sama, sehingga dapat diterima dan dikirim denan baik. umumnya pengaturan ini
didasarkan pada waktu dalam mengirimkan sinyal. waktu ini diatur oleh
denyut listrik secara periodik yang disebut clock . dengan kata lain
synchronous adalah sistem operasi untuk kejadian yang terjadi pada waktu
bersamaan, berkelanjutan dan dapat diprediksi. contoh: chating
Asynchronous
proses
komunikasi data yang tidak tergantung dengan waktu yang tetap. proses
transformasi data kecepatanya. cukup relatif dan tidak tetap. metode komunikasi
serial dari satu perangkat ke perangkat lainnya. data dikirimkan perbit
persatuan waktu. tiap simbol yang dikirimkan mempunyai start bit dan stop bit,
untuk melakukan sinkronisasi dari suatu device pengirim dan penerima. interval
yang terjadi antar satu karakter dengan karakter lainnya dapat
bervariasi. asynchronous merupakan operasi yang tidak bergantung waktu
Asynchronous
sering disebut juga sebagai Asynchronous Transfer Mode (ATM). mode ini paling
sering digunakan dalam mengirimkan dan menerima data antar 2 alat. pada
mode ini berarti clock yang digunakan oleh kedua alat tidak bekerja selaras
satu dengan yang lainnya. dengan demnikian data harus berisikan informasi
tambahan yang mengijinkan kedua lata kapan menyetujui kapan pengiriman alat
dilakukan. contoh: modem, mesin fax, TCP/IP, mail, buletin board, dll.
ADC (Analog to Digital Converter)
ADC = Analog to Digital Converter adalah suatu perangkat yang
mengubah suatu data kontinu terhadap waktu (analog) menjadi suatu data diskrit
terhadap waktu (digital).Proses yang terjadi dalam ADC adalah:
- Pen-cuplik-an
- Peng-kuantisasi-an
- Peng-kode-an
- Pen-cuplik-an adalah proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam suatu data kontinu dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang tetap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut:
- Peng-kuantisasi-an adalah proses pengelompokan data diskrit yang didapatkan pada proses pertama ke dalam kelompok-kelompok data. Kuantisasi, dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital, adalah proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan.
- Peng-kode-an
adalah meng-kode-kan data hasil kuantisasi ke dalam bentuk digital (0/1)
atau dalam suatu nilai biner.
Secara matematis, proses ADC dapat dinyatakan dalam persamaan:
Data ADC = (Vin/Vref) x
Maksimal Data Digital
Dengan Vref adalah jenjang tiap kelompok dalam proses
kuantisasi,kemudian maksimal data digital berkaitan proses ke-3
(peng-kode-an). Sedangkan proses ke-1 adalah seberapa cepat data ADC
dihasilkan dalam satu kali proses.Contoh kasus:
1. Suatu rangkaian ADC dengan IC 0804 diberikan input tegangan analog sebesar 3 volt. Tegangan referensi IC di-set di 5 volt. Berapakah data digital output dari IC?
Jawaban:
IC 0804 adalah IC ADC dengan output 8 bit data digital. Maka maksimal data digital-nya adalah 28 – 1 = 255 (pengurangan 1 dilakukan karena data dimulai dari 0-255 yang berarti berjumlah 256). Sehingga data digital output IC adalah:
Data ADC = (Vin/Vref) x
Maksimal Data Digital
Data ADC = (3/5) x 255
Data digital output IC = 153 =
10011001
2. Suatu rangkaian mikrokontroler AVR ATmega16 membaca data
digital di salah satu pin ADC-nya adalah 0111110100. Dengan diketahui bahwa pin
AREF-nya dihubungkan ke tegangan sumber 5 volt, berapakah tegangan input pada
pin ADC-nya tersebut?Jawaban:
IC mikrokontroler AVR ATmeg16 adalah mikrokontroler yang terdapat rangkaian ADC internal di dalam IC-nya. ADC internal dari ATmega16 memiliki ketelitian sampai dengan 10 bit, sehingga maksimal data digital-nya adalah 210 – 1 = 1023. Pin AREF pada mikrokontroler ini adalah salah satu opsi tegangan referensi ADC-nya. Sehingga tegangan input dapat dihitung dengan cara:
Data digital output = 0111110100(2)
= 500(10)
Data ADC = (Vin/Vref) x
Maksimal Data Digital
500 = (Vin/5) x 1023
Vin = (500 x 5 / 1023) =
2,44 Volt
3. Suatu rangkaian mikrokontroler AVR ATmega16 terhubung
kepada sensor suhu LM35. Dalam proses pembacaan data pada pin ADC-nya, data
yang terbaca adalah 300(10). Berapakah suhu yang terdeteksi oleh
LM35 jika pin AREF pada mikrokontroler diset di tegangan 1 volt?Jawaban:
Langkah pertama dalam menyelesaikan kasus-3 adalah menentukan tegangan input di pin ADC yang adalah tegangan keluaran dari LM35 dengan cara seperti pada penyelesaian kasus-2:
Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal
Data Digital
300 = (Vin/1) x 1023
Vin = (300 x 1 / 1023) =
0,2933 Volt
Langkah berikutnya adalah menentukan suhu yang dideteksi oleh LM35. Untuk
melakukan itu perlu diperhatikan sensitivitas dari LM35. Dari datasheet-nya,
LM35 memiliki sensitivitas 10 mV/oC. Sehingga suhu yang
terdeteksi oleh LM35 (T):
T = (Vin/Sensitivitas) = (0,2933/0,01)
= 29,33 oC
A.
Pengertian
Komunikasi Serial
Komunikasi
serial adalah komunikasi yang
pengiriman datanya per-bit secara berurutan dan bergantian. Komunikasi ini
mempunyai suatu kelebihan yaitu hanya membutuhkan satu jalur dan kabel yang
sedikit dibandingkan dengan komunikasi paralel. Pada prinsipnya komunikasi
serial merupakan komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit sehingga
lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel, atau dengan kata lain komunikasi
serial merupakan salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data
yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu.
B.
Macam-macam
Komunikasi Serial
Komunikasi
serial ada dua macam, asynchronous serial dan synchronous serial.
Synchronous
serial adalah komunikasi
dimana hanya ada satu pihak (pengirim atau penerima) yang menghasilkan clock
dan mengirimkan clock tersebut bersama-sama dengan data. Contoh pengunaan synchronous serial terdapat
pada transmisi data keyboard.
Asynchronous
serial adalah komunikasi
dimana kedua pihak (pengirim dan penerima) masing-masing menghasilkan clock
namun hanya data yang ditransmisikan, tanpa clock. Agar data yang dikirim sama
dengan data yang diterima, maka kedua frekuensi clock harus sama dan harus
terdapat sinkronisasi. Setelah adanya sinkronisasi, pengirim akan mengirimkan
datanya sesuai dengan frekuensi clock pengirim dan penerima akan membaca data
sesuai dengan frekuensi clock penerima. Contoh penggunaan asynchronous serial
adalah pada Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) yang digunakan
pada serial port (COM) komputer.
Antarmuka Kanal serial lebih kompleks/sulit dibandingkan dengan
antarmuka melalui
kanal paralel, hal ini disebabkan karena:
kanal paralel, hal ini disebabkan karena:
1.
Dari Segi perangkat keras: adanya proses
konversi data pararel menjadi serial atau sebaliknya menggunakan piranti
tambahan yang disebut UART (Universal Asynchronous Receiver/Transmitte) dan
2.
Dari Segi perangkat lunak: lebih banyak
register yang digunakan atau terlibat.
Kelebihan kanal serial:
1.
Kabel
untuk komunikasi serial bisa lebih panjang dibandingkan dengan parallel data-data
dalam komunikasi serial dikirim-kan untuk logika ‘1’ sebagai tegangan -3 s/d
-25 volt dan untuk logika ‘0’ sebagai tegangan +3 s/d +25 volt, dengan demikian
tegangan dalam komunikasi serial memiliki ayunan tegangan maksimum 50 volt,
sedangkan pada komunikasi paralel hanya 5 volt. Hal ini menyebabkan gangguan
pada kabel-kabel panjang lebih mudah diatasi dibandingkan pada parallel.
2. Jumlah kabel serial lebih
sedikit; Anda bisa menghubungkan dua perangkat komputer yang berjauhan dengan
hanya 3 kabel untuk konfigurasi null modem, yaitu TXD (saluran kirim),
RXD(saluran terima) dan Ground, bayangkan jika digunakan teknik paralel akan
terdapat 20 – 25 kabel. Namun pada masing-masing komputer dengan komunikasi
serial harus dibayar “biaya” antarmuka serial yang agak lebih mahal.
3. Banyaknya piranti saat ini (palmtop, organizer, hand-phone dan
lainlain) menggunakan teknologi infra merah untuk komunikasi data, dalam hal
ini pengiriman datanya dilakukan secara serial. IrDA-1 (spesifikasi infra merah
pertama) mampu mengirimkan data dengan laju 115,2 kbps dan Konsep Komunikasi
Serial 2 dibantu dengan piranti UART, hanya panjang pulsa berkurang menjadi
3/16 dari standar RS-232 untuk menghemat daya.
4.
Untuk
teknologi embedded system, banyak mikrokontroler yang dilengkapi dengan
komunikasi serial (baik seri RISC maupun CISC) atau Serial Communication
Interface (SCI); dengan adanya SCI yang terpadu pada 1C mikrokontroler akan
mengurangi jumlah pin keluaran, sehingga hanya dibutuhkan 2 pin utama TxD dan
RxD (di luar acuan ground)
v Pengertian Serial
Pheriperal Interfaces
Serial Peripheral Interface ( SPI ) merupakan salah satu
mode komunikasi serial synchrounous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega
328. Komunikasi SPI membutuhkan 3 jalur yaitu MOSI, MISO, dan SCK. Melalui
komunikasi ini data dapat saling dikirimkan baik antara mikrokontroller maupun
antara mikrokontroller dengan peripheral lain di luar mikrokontroller.
3
jalur utama dari SPI adalah sebagai berikut :
MOSI
: Master Output Slave Input Artinya jika
dikonfigurasi sebagai master maka pin MOSI sebagai output tetapi jika
dikonfigurasi sebagai slave maka pin MOSI sebagai input.
MISO
: Master Input Slave Output Artinya jika
dikonfigurasi sebagai master maka pin MISO sebagai input tetapi jika
dikonfigurasi sebagai slave maka pin MISO sebagai output.
CLK
: Clock Jika dikonfigurasi sebagai master maka
pin CLK berlaku sebagai output tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin
CLK berlaku sebagai input.
Untuk mengatur mode kerja
komunikasi SPI ini dilakukan dengan menggunakan register SPCR (SPI Control
Register), SPSR (SPI Status Register) dam SPDR (SPI Data Register)
SPI
Control Register (SPCR)
Mode SPCR yang digunakan adalah sebagai berikut :
Mode SPCR yang digunakan adalah sebagai berikut :
Bit-6
SPE (SPI Enable)
SPE digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan komunikasi SPI dimana jika SPI bernilai 1 maka komunikasi SPI aktif sedangkan jika bernilai 0 maka komunikasi SPI tidak aktif.
SPE digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan komunikasi SPI dimana jika SPI bernilai 1 maka komunikasi SPI aktif sedangkan jika bernilai 0 maka komunikasi SPI tidak aktif.
Bit-4
MSTR (Master or Slave Select)
MSTR digunakan untuk mengkonfigurasi sebagai master atau slave secara software dimana jika MSTR bernilai 1 maka terkonfigurasi sebagai master sedangkan MSTR bernilai 0 maka terkonfigurasi sebagai slave. Pengaturan bit MSTR ini tidak akan bisa dilakukan jika pin SS dikonfigurasi sebagai input karena jika pin SS dikonfigurasi sebagai input maka penentuan master atau slavenya otomatis dilakukan secara hardware yaitu dengan membaca level tegangan pada SS
MSTR digunakan untuk mengkonfigurasi sebagai master atau slave secara software dimana jika MSTR bernilai 1 maka terkonfigurasi sebagai master sedangkan MSTR bernilai 0 maka terkonfigurasi sebagai slave. Pengaturan bit MSTR ini tidak akan bisa dilakukan jika pin SS dikonfigurasi sebagai input karena jika pin SS dikonfigurasi sebagai input maka penentuan master atau slavenya otomatis dilakukan secara hardware yaitu dengan membaca level tegangan pada SS
Bit-1
SPR1/0 (SPI Clock Rate Select)
SPR1 dan SPR0 digunakan untuk menentukan kecepatan clock yang digunakan dalam komunikasi SPI.
SPR1 dan SPR0 digunakan untuk menentukan kecepatan clock yang digunakan dalam komunikasi SPI.
SPI
Status Register (SPSR)
Dalam SPSR mode pengaturan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Dalam SPSR mode pengaturan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
SPIF
(SPI Interrupt Flag)
SPIF merupakan bendera yang digunakan untuk mengetahui bahwa proses pengiriman data 1 byte sudah selesai. Jika proses pengiriman data sudah selesai maka SPIF akan bernilai satu (high).
SPIF merupakan bendera yang digunakan untuk mengetahui bahwa proses pengiriman data 1 byte sudah selesai. Jika proses pengiriman data sudah selesai maka SPIF akan bernilai satu (high).
SPI
Data Register (SPDR)
SPDR merupakan register yang digunakan untuk menyimpan data yang akan dikirim atau diterima pada komunikasi SPI.
SPDR merupakan register yang digunakan untuk menyimpan data yang akan dikirim atau diterima pada komunikasi SPI.
Pengertian TCP/IP
Pengertian
TCP/IP adalah sebuah perangkat lunak jaringan komputer yang terdapat dalam satu
sistem dan memungkinkan komputer satu dengan komputer lain dapat mentransfer
data dalam satu grup network/jaringan. TCP singkatan dari Transmission
Control Protocol dan IP singkatan dari Internet
Protocol. TCP/IP menjadi satu nama karena fungsinya selalu
bergandengan satu sama lain dalam komunikasi data.
Fungsi
TCP
adalah bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Sedangkan fungsi IP adalah untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Sedangkan fungsi IP adalah untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat.
adalah bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Sedangkan fungsi IP adalah untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Sedangkan fungsi IP adalah untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat.
Kelas-Kelas
TCP/IP
Network
ID dan Host ID
Pembagian
kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal : network ID (identitas jaringan
) dan Host ID (identitas Host dalam jaringan tersebut ) dari suatu IP address.
a. Kelas A
Karakteristik :
Byte pertama : 0 – 127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP :1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A
Byte pertama : 0 – 127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP :1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A
IP address kelas A
diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
Cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah :
Network ID = 113
Host ID = 46 . 5 . 6
Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.
Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat menampung sekitar 16 juta host.
Cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah :
Network ID = 113
Host ID = 46 . 5 . 6
Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.
Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat menampung sekitar 16 juta host.
b. Kelas B
Karakteristik :
Byte pertama : 128 – 191
Jumlah : 16.384 Kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 IP address pada tiap kelas B
Byte pertama : 128 – 191
Jumlah : 16.384 Kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 IP address pada tiap kelas B
IP address kelas B
biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar.
Cara membaca IP address kelas B, misalnya 132.92.121.1 ialah :
Network ID = 132.92
Host ID = 121 . 1
Sehingga IP address diatas berarti host nomor 121 . 1 pada network nomor 132 . 92
Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat menampung sekitar 65000 host.
Cara membaca IP address kelas B, misalnya 132.92.121.1 ialah :
Network ID = 132.92
Host ID = 121 . 1
Sehingga IP address diatas berarti host nomor 121 . 1 pada network nomor 132 . 92
Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Karakteristik :
Byte pertama : 192 – 223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range IP : 192 .0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C
Byte pertama : 192 – 223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range IP : 192 .0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C
IP address kelas C
awalnya digunakan untuk jarigan berukuran kecil (misalnya LAN). Tiga bit
pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. bersama 21bit berikutnya,
anka ini membentuk network ID 2 bit. Host-ID ialah 8 bit terakhir.
Dengan konfigurasi ini bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan masing-masing network memilki 256 IP address.
Dengan konfigurasi ini bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan masing-masing network memilki 256 IP address.
Kelas D
Karakteristik :
Byte inisial : 224 – 247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)
Byte inisial : 224 – 247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)
IP address kelas D
digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D di
set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang
menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan
host bit.
Kelas E
Karakteristik :
Byte inisial : 248 – 255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan ekperimental
Karakteristik :
Byte inisial : 248 – 255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan ekperimental
IP address kelas E
tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini diset 1111.
Aturan Dasar Pemilihan
Network ID dan Host ID
· Network
ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan untuk keperluan loopback.
Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan untuk keperluan loopback.
· Network
ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)
Seluruh bit dari network ID dan Host ID tidak boleh semuanya di set 1. Jika hal ini dilakukan, network ID atau Host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast.
Seluruh bit dari network ID dan Host ID tidak boleh semuanya di set 1. Jika hal ini dilakukan, network ID atau Host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast.
· Network
ID dan Host ID tidak boleh 0 (nol)
Network ID dan Host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan Host ID 0 diartikan sebagai alamat network.
Network ID dan Host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan Host ID 0 diartikan sebagai alamat network.
· Host
ID harus unik dalam satu network
Dalam satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki Host ID yang sama.
Dalam satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki Host ID yang sama.
Subnetting
Subnet mask ialah
angka biner 32 bit yang digunakan untuk :
· Membedakan
network ID dan Host ID
· Menunjukkan
letak suatu Host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar
Subnet mask untuk tiap
kelas IP address
Kelas IP Bit Subnet
Mask Subnet dalam
Address Decimal
A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Address Decimal
A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Sebagai contoh, misal di kelas B
network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga
diselubung dengan 224. maka dapat di hitung dengan rumus 256-224=32. maka
kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32, 64, 128, 160, dan 192.
Dengan demikian kelompok IP address yang dapat dipakai adalah:
130.200.32.1
sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Atau akan lebih mudah
dengan suatu perumusan baik dalam menentukan subnet maupun jumlah host
persubnet.Jumlah subnet = 2n-2, n = jumlah bit yang terselubung.
Jumlah host persubnet
= 2N-2, N = jumlah bit tidak terselubung
Sebagai contoh,
misalnya suatu subnet memiliki network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224.
Maka:
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.
Sedangkan untuk jumlah
host persubnet adalah 30, ini didapat dari 5 bit yang tidak terselubung, maka N
= 5 dan akan didapat: jumlah host per subnet = 25-2 = 30.
Bit terselubung adalah
bit yang di wakili oleh angka 1 sedangkan bit tidak terselubung adalah bit yang
di wakili dengan angka 0.
Alamat
IP
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputertersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputertersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem
pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
- IP versi
4 (IPv4)
- IP versi
6 (IPv6)
Perbandingan
Alamat IPv6 dan IPv4
Alamat IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4)
adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol
jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah
32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer
atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut
didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4
oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah
255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang
dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host
yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau
IPv6.
Alamat IP versi 6
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6)
adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol
jaringan TCP/IP yang menggunakanprotokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah
128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host
komputer di seluruh dunia.
Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA : 00D3 : 0000 :
2F3B : 02AA : 00FF : FE28 : 9C5A.
Alamat
IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
· Alamat Unicast, merupakan alamat
IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah
Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasipoint-to-point atau one-to-one.
· Alamat Broadcast, merupakan
alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen
jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi
one-to-everyone.
· Alamat
Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar
diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau
berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Perbandingan
Alamat IPv6 dan IPv4
berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara
alamat IP versi 4 dan alamat IP versi 6.
Kriteria
|
||
Panjang
alamat
|
32
bit
|
128
bit
|
Jumlah
total host (teoritis)
|
232=±4
miliar host
|
2128
|
Menggunakan
kelas alamat
|
Tidak
|
|
Alamat
multicast
|
Kelas D,
yaitu 224.0.0.0/4
|
Alamat multicast
IPv6, yaitu FF00:/8
|
Alamatbroadcast
|
Tidak
ada
|
|
Alamat
yang belum ditentukan
|
0.0.0.0
|
::
|
127.0.0.1
|
::1
|
|
Alamat
IP publik
|
Alamat
IPv6 unicast global
|
|
Alamat
IP pribadi
|
Alamat
IPv6 unicast site-local(FEC0::/48)
|
|
Konfigurasi
alamat otomatis
|
Ya
(APIPA)
|
Alamat
IPv6 unicast link-local(FE80::/64)
|
Representasi
tekstual
|
Dotted
decimal format notation
|
Colon hexadecimal
format notation
|
Fungsi
Prefiks
|
Subnet mask atau
panjang prefiks
|
Panjang
prefiks
|
A
Resource Record (Single A)
|
AAAA
Resource Record (Quad A)
|
Protokol
(komputer)
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer.Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer.Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.
Protokol
perlu diutamakan pada penggunaan standar teknis, untuk menspesifikasi bagaimana
membangun komputer atau menghubungkan peralatan perangkat keras. Protokol
secara umum digunakan pada komunikasi real-time dimana
standar digunakan untuk mengatur struktur dari informasi untuk penyimpanan
jangka panjang.Sangat susah untuk menggeneralisir protokol
dikarenakan protokol memiliki banyak variasi didalam tujuan penggunaanya.
Kebanyakan protokol memiliki salah satu atau beberapa dari hal berikut:
- Melakukan deteksi adanya
koneksi fisik atau ada tidaknya komputer atau mesin lainnya.
- Melakukan metoda “jabat-tangan”
(handshaking).
- Negosiasi berbagai masam
karakteristik hubungan.
- Bagaimana mengawali dan
mengakhiri suatu pesan.
- Bagaimana format pesan yang
digunakan.
- Yang harus dilakukan saat
terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna.
- Mendeteksi rugi-rugi pada
hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya
- Mengakhiri suatu koneksi.
Cara Kerja TCP/IP
a. Untuk memindahkan data antara dua komputer yang berbeda dalam suatu jaringan yang terdiri dari banyak komputer, dibutuhkan alamat tujuan dan perantara untukmemindahkan sinyal elektronik pembentuk data secara aman dan langsung.
b. Internet menggunakan protokol untuk menjamin sampainya data secara aman di tempat tujuan.
c. Saat seorang pengguna Internet mengirim sekelompok teks ke mesin lain, TCP/IP mulai bekerja. TCP membagi teks tersebut menjadi paket-paket data kecil, menambahkan beberapa informasi (dapat dianggap sebagai pengiriman barang), sehingga computer penerima memastikan bahwa paket yang diterimanya tidak mengalami kerusakan sepanjang pengiriman. IP menambahkan label yang berisikan informasi alamat pada paket tersebut.
d. Deretan paket-paket TCP/IP berjalan menuju tujuan yang sama dengan menggunakan berbagai jalur yang berbeda. Sebuah perangkat khusus yang disebut router dipasang di titik persimpangan antar jaringan dan memutuskan jalur mana yang paling efisien yang menjadi langkah berikut dari sebuah paket. Router membantu mengatur arus lalu lintas di Internet dengan membagi beban, sehingga menghindari kelebihan beban pada suatu bagian dari sistem yang ada.
e. Saat paket-paket TCP/IP tiba di tempat tujuannya, komputer akan membuka label alamat IP lalu menggunakan daftar pengiriman yang ada pada paket TCP untuk memeriksa apakah ada kerusakan paket yang terjadi selama pengiriman, dan menyusun kembali paket-paket tsb menjadi susunan teks seperti aslinya. Saat komputer penerima menemukan paket yang rusak, komputer tsb akan meminta komputer pengirim untuk mengirim salinan baru dari paket yang rusak.
f. Sebuah perangkat khusus yang disebut gateway memungkinkan beragam tipe jaringan yang ada di horison elektronik untuk berkomunikasi dengan Internet menggunakan TCP/IP. Gateway menerjemahkan protokol asli jaringan komputer tersebut menjadi TCP/IP dan sebaliknya.
g. Bagi seorang pemakai, Internet hadir seperti jaringan global raksasa yang tidak terbatas, yang langsung merespon jika diminta. Komputer, gateway, router, dan protokol yang membuat ilusi ini
a. Untuk memindahkan data antara dua komputer yang berbeda dalam suatu jaringan yang terdiri dari banyak komputer, dibutuhkan alamat tujuan dan perantara untukmemindahkan sinyal elektronik pembentuk data secara aman dan langsung.
b. Internet menggunakan protokol untuk menjamin sampainya data secara aman di tempat tujuan.
c. Saat seorang pengguna Internet mengirim sekelompok teks ke mesin lain, TCP/IP mulai bekerja. TCP membagi teks tersebut menjadi paket-paket data kecil, menambahkan beberapa informasi (dapat dianggap sebagai pengiriman barang), sehingga computer penerima memastikan bahwa paket yang diterimanya tidak mengalami kerusakan sepanjang pengiriman. IP menambahkan label yang berisikan informasi alamat pada paket tersebut.
d. Deretan paket-paket TCP/IP berjalan menuju tujuan yang sama dengan menggunakan berbagai jalur yang berbeda. Sebuah perangkat khusus yang disebut router dipasang di titik persimpangan antar jaringan dan memutuskan jalur mana yang paling efisien yang menjadi langkah berikut dari sebuah paket. Router membantu mengatur arus lalu lintas di Internet dengan membagi beban, sehingga menghindari kelebihan beban pada suatu bagian dari sistem yang ada.
e. Saat paket-paket TCP/IP tiba di tempat tujuannya, komputer akan membuka label alamat IP lalu menggunakan daftar pengiriman yang ada pada paket TCP untuk memeriksa apakah ada kerusakan paket yang terjadi selama pengiriman, dan menyusun kembali paket-paket tsb menjadi susunan teks seperti aslinya. Saat komputer penerima menemukan paket yang rusak, komputer tsb akan meminta komputer pengirim untuk mengirim salinan baru dari paket yang rusak.
f. Sebuah perangkat khusus yang disebut gateway memungkinkan beragam tipe jaringan yang ada di horison elektronik untuk berkomunikasi dengan Internet menggunakan TCP/IP. Gateway menerjemahkan protokol asli jaringan komputer tersebut menjadi TCP/IP dan sebaliknya.
g. Bagi seorang pemakai, Internet hadir seperti jaringan global raksasa yang tidak terbatas, yang langsung merespon jika diminta. Komputer, gateway, router, dan protokol yang membuat ilusi ini
0 komentar:
Posting Komentar